Mengenal Art Journaling dan Bedanya dengan Journaling Lainnya – Journaling ada banyak ragamnya. Hampir beberapa hari sekali, saya sering menemukan tipe journaling yang baru. Tapi yang cukup ‘wow’ dan saya sudah coba adalah art journaling.
Awalnya saya mencari tipe journaling lainnya di Pinterest, ketika saya menemukan blog Artful Haven (artfulhaven.com) yang membahas secara total mengenai art journaling. Saya pun sampai berlangganan via e-mail.
Di luar dugaan, e-mail yang saya terima rasanya seperti mendapat kursus mini mengenai art journaling. Saya merasa blog tersebut telah menginspirasi saya.
Siapa bilang journaling hanya cukup berisi rangkaian kata atau berisi stiker lucu? Tidak, ada bentuk journaling lainnya yang memberikan izin untuk dirimu sendiri menjadi seniman.
Art Journaling adalah bentuk journaling menggunakan beragam seni untuk merefleksikan batinmu selain dari kata-kata. Umumnya yang digunakan adalah seni berbentuk dua dimensi sehingga bisa disimpan dan dilipat di dalam buku.
Seni dua dimensi bisa berupa doodling atau orat-oret, beragam cat dan bahkan media-media lainnya seperti beragam kertas dan sebagainya yang bisa dipajang di buku art journaling. Selama benda-benda dan medium itu bisa merefleksikan diri kita secara positif, sah-sah saja.
Alat apa saja yang digunakan untuk membuat art journaling? Sebenarnya segala media tulis bisa digunakan sebagai alat tulis, selama cocok digunakan di kertas yang dipakai.
Alat-alat kesenian dua dimensi yang bisa dipakai secara umum; kuat, cat air, cat acrylic, cat poster, beragam spidol dan brush khusus. Di blog yang saya temukan tadi bahkan memakai medium lain untuk mengecat, seperti spons.
Medianya juga bisa memakai macam-macam, misalnya plastik, bubble wrap dan lainnya. Salah satu hal yang membuat saya takjub adalah art journaling bisa jadi mixed media. Alias memakai beragam media selain kertas. Membuat saya teringat salah satu mata kuliah favorit saya dulu; Ilustrasi Eksperimental.
Keren bukan? Kamu bisa jadi seniman saat mau melakukan journaling!
Lalu bagaimana memulai art journaling? Pertama-tama tentu saja motivasi yang kuat. Alasan saya mencoba-coba art journaling, seperti halnya motivasi ‘umum’ saya nyemplung menulis jurnal, adalah saya butuh kegemaran yang jauh dari layar.
Lalu saya juga butuh menyalurkan keinginan berkesenian di waktu yang terbatas. Art Journaling adalah kegemaran yang sepertinya praktis karena bisa all-in-one semua alasan di atas masuk.
Kedua, menyiapkan media journaling. Waktu saya menemukan jenis journaling ini, saya baru beli buku yang tadinya saya mau dedikasikan untuk menulis illustrated day journaling. Tapi akhirnya saya coba switch jadi art journaling. Bukunya kecil berukuran A6 dan saya juga masih coba-coba sih. Sekarang, kayanya isinya belum nyeni-nyeni amat sejujurnya.
Saya menyarankan, mendingan memakai buku dengan kertas agak tebal jadi bisa ditempel dan diisi cat tanpa takut menembus ke balik kertas. Dan kalau saya tahu mau dijadikan art journaling, saya akan memilih buku berukuran A4 atau lebih besar sedikit sehingga bisa leluasa saja.
Tapi tentu semua tergantung kamu, rencananya butuh media sebesar apa. Sebagai pemula, tak apa memulai dengan ukuran buku yang kecil.
Ketiga, siapkan semua alat berkesenian dan juga media yang berbeda dalam satu spot. Saya sudah ada map tak terpakai untuk menampung buku journaling, cat air, kuas, pensil dan penghapus.
Setelah ini saya mungkin akan coba mengumpulkan media-media lain yang mendukung art journaling saya. Misalnya: foto-foto, kliping unik, kertas-kertas yang nyeni seperti wrapping paper coklat, mungkin alumunium foil, kertas kado tak terpakai, sketsa yang tidak digunakan, pita dan semacamnya.
Lebih aman dikumpulkan dalam satu wadah sehingga mudah mencarinya. Agar bisa langsung dipakai.
Art Journaling cukup positif sebagai bentuk self-care Ibu. Terutama bagi ibu-ibu yang memang senang berkesenian, menyalurkan kreativitas atau punya minat seni. Bentuk journaling ini juga bagus untuk kesehatan mental.
Berbagai cara menyalurkan emosi, mengekspresikan dan merefleksikan diri bisa dilakukan dalam art journal. Mengurangi kecemasan dan mengubah energi di tubuh menjadi lebih positif. Art Journaling bisa jadi pendukung untuk individu yang mencari medium untuk mengurangi ketegangan, stres atau trauma selain pergi ke terapis energetik maupun psikolog.
Dari sudut lain, art journaling bisa juga jadi aktivitas bersama anak-anak. Seru bukan? Jadi win-win solution agar bisa bonding, berkesenian dan refleksi diri.
Bagaimana? Apa kamu mau coba art journaling atau bahkan sudah? Apa pendapatmu mengenai tipe journaling ini?
Ketidaksempurnaan Dalam Karya Malah Membuatnya Makin Indah - Ketika menggali-gali ide tantangan blogging MGN November…
Dengan masifnya penggunaan AI dan teknologi digital, wajar ada kejenuhan. Selami kembali inner artist atau…
Never Let Me Go: Mengapa Saya Lebih Suka Adaptasi Film Dibanding Novelnya - Tema Tantangan…
Dari belajar Etsy, launching ebook Cerita Kuliner sampai sharing pengalaman di WAG Belajar Produk Digital,…
Canva dan Artificial Intelligence (AI) kini jadi dua pilihan utama untuk membuat desain template. Mana…
Update mengenai redesign jurnal refleksi Ibu, Mentari Journal dan versi Bahasa Inggrisnya, Sunrise Journal. Ini…
This website uses cookies.