Launching Mentari, Sunrise Journal & Sunglow Creative Space – Pertama-tama, saya cuma mau bilang kalau saya ingin menulis artikel ini dengan banyak rencana dan poin di kepala. Tapi kejadian tragis di negara Indonesia akhir-akhir ini buat saya ngga mood. Jadi saya sedikit memaksakan diri menulis ini. Semoga tetap bermanfaat ya.
Saya berharap Indonesia membaik dan menjadi negara yang berbahagia lagi. Saya yakin kamu yang juga WNI juga berpikir sama.
Oke, sambil move on dan berdoa, kita lanjut..
Bagi yang mantengi blog ini mungkin tahu kalau saya mulai coba jualan printables journaling kira-kira 2 bulan lalu. Saya ngga bilang prosesnya mudah tapi saya sangat senang karena akhirnya memulai sesuatu lagi sejak lama.
Membuat produk digital sebenarnya adalah mimpi yang tertunda (ini pun salah satu prompt journaling dalam si produk). Tentunya saya cuma seorang IRT merangkap pekerja lepas yang menjalankan usaha kecil-kecilan ini dalam pacing saya sendiri.
Sebenarnya punya usaha sampingan juga sudah jadi keseharian ibu modern ya. Cuma kali ini produknya virtual aja.
Anyhow, ini dia detilnya:
Waktu saya membuat dan rilis printables 5 Menit Buat Diri Sendiri: Self-Love Journaling untuk Ibu Sibuk itu memang excited sekali. Saya merasa menang besar karena sudah buat produk sendiri. Nggak cuma asal buat, tapi saya benar-benar peduli dengan outcome dan fungsi produk itu.
Tapi namanya juga usaha, nggak selalu berarti langsung sukses ya. Saya pun belajar dan ‘membaca ombak’. Lalu memetakan ke depan, hal-hal apa yang bisa saya lakukan dengan kapasitas yang saya punya.
Saya pun memutuskan untuk mendesain ulang jurnal refleksi ibu ini. Saya mencoba memahami dari sudut pandang customer dan sosok ibu sibuk. Ada hal-hal yang belum bisa dipraktekkan karena keterbatasan, but I did what I can do.
Akhirnya jadi juga redesign jurnal refleksi Ibu ini dengan desain black and white dengan pilihan font elegan dan feminin. Kenapa saya mendesain ulang? Lebih karena memahami karakter ibu sibuk dan agar desain lebih netral untuk segala situasi dan berbagai karakter.
Nama ‘Mentari’ sebenarnya merupakan perpanjangan dari nama blog Sunglow Mama. Kemudian jika diterjemahkan ke bahasa Inggris, saya memilih Sunrise. Karena nama lain nggak sreg atau bahkan sudah dipakai merk atau orang lain.
Oh ya, sampulnya memiliki arti khusus seperti namanya. Gambar bunga mataharinya juga saya gambar sendiri. Sengaja nggak dikasih warna biar senada seperti isi printables-nya.
Insya Allah, jurnal Mentari maupun Sunrise punya efek yang sama seperti yang saya inginkan seperti tulisan-tulisan di blog Sunglow Mama. Yang mau saya sih, memotivasi dan berpengaruh positif.
Lebih jauh lagi, baik Mentari Journal maupun Sunrise Journal semoga bisa membuat ibu-ibu healing dengan menulis jurnal. Mengenal dan mengecek batin diri sebelum, sembari maupun sesudah mengurus segala sesuatunya.
Selama ini sepertinya jurnal ibu yang cukup dikenal adalah jurnal ibu hamil. Padahal ada banyak tipe journaling yang bisa dilakukan ibu. Misalnya jurnal refleksi diri seperti Mentari dan Sunrise Journal ini.
Oya, keduanya memiliki isian 30 prompt atau topik berbeda. Jadi, nggak tok diterjemahkan ke bahasa Inggris/Indonesia. Bedanya apa ya? Saya ngga bisa bilang yang satu lebih baik dari yang lain. Keduanya punya 30 pertanyaan yang sama-sama reflektif dan bagus untuk merenungi diri sendiri.
Tambahan, maaf untuk seri Sunrise dan Mentari Journal ini saya belum rilis freebies-nya secara umum. Namun printable gratis seri ini saya bagikan ke peserta Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Agustus 2025.
Freebies yang saya buat sebenarnya unik karena ada mood tracker 30 hari berbentuk bunga. Saya nggak tahu apakah banyak yang mau freebies ini sehingga saya belum buat untuk dibagikan secara umum.
Psst, sebenarnya mood tracker bunga seperti ini seru juga dijadikan ide market day untuk anak dijual di sekolah. Bisa jadi cara agar anak perempuan mau menulis jurnal. Saya jadi ingat, pernah juga menulis ide project Canva ibu ke anak nih.
Karena saya merasa pasar di Indonesia sepertinya pool-nya kecil. Atau, saya belum ketemu aja sama pelanggan yang cocok, akhirnya saya mulai berpikir menjual ke marketplace luar negri.
Siapa yang ngga kenal Etsy? Sepertinya semua seniman dan crafter DIY (Do-It-Yourself) mengenal marketplace ini. ‘Pasar’ produk kreatif yang sudah ada bahkan sebelum sosmed dimulai.
Setelah saya tanya-tanya dengan teman yang sudah lama jualan disana, ternyata ada banyak potongan dan fee untuk berjualan di Etsy. Total bisa setengah dari harga hasil penjualan. Update terakhir malah ada potongan besar dari bank Euro. Waduh…
Meskipun ada yang bilang Etsy memang market yang besar dan semua potensial pembeli akan ke sana, tapi untuk saya yang baru memulai jualan produk digital dengan modal minim sepertinya belum berani jual ke sana.
Terima kasih untuk content creator yang berbagi di sosmed sehingga saya jadi baru tahu ada marketplace produk digital bernama Gumroad. Tentunya Gumroad belum sebesar Etsy, tapi who knows? Siapa tahu cocok jualan disini.
Untuk posting produk ternyata memang harus ‘kenalan’ dulu. Fiturnya lebih beragam dari yang saya kira, karena nggak cuma listing produk yang bisa kita input. Melainkan juga mirip halaman blogpost dan kita bisa masukkan beragam informasi ke dalamnya.
Berhubung produk saya berupa bundle, alias paket, sehingga agak banyak yang harus disiapkan. Kurang lebih saya telah mengusahakan display yang bagus untuk digital journaling kit Sunrise Journal.
Oh ya, saya baru sadar kalau di Gumroad (mungkin di Etsy juga ada) ada opsi PDF stample pembeli di produk yang ia beli. Jadi ini vital banget menurut saya, karena membuat produk digital tidak mudah diduplikasi atau di-share.
Hal ini membuat saya berpikir, mungkin sebaiknya Mentari Journal (saat ini available di lynk.id) juga dijual di Gumroad saja. Karena mudahnya produk digital untuk dibagikan (yang harusnya mendapat copy-nya kita membeli). Saya pikir lynk.id belum memiliki fitur PDF Stample (harusnya ada!).
Ternyata, membuat produk digital itu sebenarnya menyenangkan..khususnya ketika dalam proses berkreasi. Ketika ide-ide ter-generate dan berkembang, menyenangkan sekali untuk ‘menangkap’-nya dan akhirnya merealisasikannya.
Dalam pelaksanaannya, sebagai creator kita harus juga jeli dengan hal-hal teknis. Seperti watermark, setting export PDF, bobot file dan listing di marketplace, dan sebagainya. Tapi we’ll get to that later ya. Saya juga masih dalam proses belajar sih.
Anyway, karena saya merasa senang dengan hadirnya produk digital perdana saya sendiri, jadi pengen buat lagi. Kemungkinan dalam ranah blogging atau template grafis. Ide-idenya sih sudah banyak sekali ditabung. Doakan saja saya bisa nambahin produk-produk digital lain lagi.
Nah karena Mentari dan Sunrise Journal mau ditemani produk-produk lain, saya pikir mereka butuh ‘payung’ untuk menaungi diri. Oke, saya sepertinya harus sekalian buat toko digital. Dan namanya ngga jauh-jauh dari nama blog Sunglow Mama. Jadinya hadirlah Sunglow Creative Space.
Proses penamaan ini awalnya karena saya memutuskan membuat akun sosmed khusus untuk menjual produk digital. Dimulai mencari-cari calon nama, hal yang jadi perhatian saya adalah di masa depan akun sosmed ini akan berisi apa saja? Terima kasih, karena tahapan ini membuat saya berpikir mau sekalian buat toko digital.
Kamu sudah follow belum? Follow instagram dan Tiktok Sunglow Creative Space yuk, karena isinya akan juga berupa edukasi dan tips. Nggak selalu jualan 😉
Oh ya, kamu bisa juga gabung mailing list Sunglow Mama Blog untuk tahu perkembangan berikutnya. Langsung dikirim ke e-mail-mu. Jangan khawatir, saya ngga akan spam inbox e-mail karena terlalu banyak kirim broadcast surat elektronik (karena energi saya cuma bisa kirim 1 kali seminggu).
Thanks banget bagi yang mengikuti perkembangan produk digital yang saya buat ya. Terima kasih doanya dan support-nya. Means a lot.
Nanti kalau ada update lagi insya Allah akan saya bagikan lagi. Apa pendapatmu mengenai membuka toko produk digital, Gumroad dan Etsy?
Never Let Me Go: Mengapa Saya Lebih Suka Adaptasi Film Dibanding Novelnya - Tema Tantangan…
Dari belajar Etsy, launching ebook Cerita Kuliner sampai sharing pengalaman di WAG Belajar Produk Digital,…
Canva dan Artificial Intelligence (AI) kini jadi dua pilihan utama untuk membuat desain template. Mana…
Produk digital kini jadi peluang menarik bagi ibu rumah tangga yang ingin berkarya sekaligus mendapat…
Momen diam sering dianggap tidak produktif, padahal bisa menjadi ruang me-time ibu sibuk. Di saat…
Menjadi mom blogger bukan sekadar menulis—ada suka dukanya. Kamu harus pintar atur waktu, ide, dan…
This website uses cookies.
View Comments
Kejadian di indonesia belakang ini emang bikin greget, rasanya muak sama yg sudah terjadi. Tp selalu aja ada pengalihan isu yng bkin perjuangan jadi ketilep.
Btw, keren banget bunda punya produk digital yang inspiratif.
Awalnya aku pikir krna hanya difoto makanya bunga matahari tidak berwarna. Ternyata emang disengaja. Cakep banget.
Semoga tko digitalnya segera terealisasikan dan terus berjalan nantinya. Aamiin.
Inspiratif sekali MBa..sukses untuk toko digital Sunglow creative Space, akun IG dan tiktoknya ya
bisnis digital memang menawarkan fleksibilitas waktu dan lokasi, modal kecil, potensi pendapatan pasif, dan kemudahan dalam penyimpanan serta distribusi produk. Sehingga jika dijalankan oleh IRT maka kita bisa mengelola bisnis sambil tetap mengurus keluarga, modal yang minim mengurangi risiko finansial, dan produk digital yang tidak memerlukan biaya produksi berulang menjadikan ini sumber penghasilan berkelanjutan.
Wahhhh selamat mbaa buat launching produk digitalnya…
Pelan namun pasti akhirnya mimpi untu mempunyai produk digital akhirnya terwujud ya mba..dan semoga semakin berkembang semakin banyak produk2 digital yang diterbitkan yang tentu akan sangat membantu kaum hawa di rumah seperti jurnal nya kemarin…
Semangat!!! Keren mbaaa…:)
keren mba…. selamat atas dilaunching produk digitalnya. Semoga sukses laris manis menghasilkan pundi-pundi rupiah yang halal dan barokah. Suka banget dengan desainnya sederhana tapi elegant.
wah selamat mbak buat launching produk digitalnya. sekarang memang produk digital ini lumayan menjanjikan ya baik itu bikin sendiri atau jual yang sudah jadi gitu. dan baru tahu nih ada lagi tempat jualan produk digital selain lynk dan etsy
Aku sejujurnya belum pernah membeli produk digital dari luar negeri, ka..
Tapi pastinya karena kemudahan akses digital, tentu pangsa pasarnya bakalan lebih luas.
Kalau baca blog luar negeri dari pinterest, alhamdulillah seriing.. beneran konsepnya inspiratif. Dan looks-nya miriipp banget sama blog sunglow mama.
Mungkin ada rencana ke depannya memang blog atau produk digitalnya dibuat versi englishnya juga gitu kah?
Umma penasaran dengan produk digital ini. Mau juga ah.. Tapi belum tahu fokus dimana. selamat ya mbak
Selamat atas launching Mentri Journal nya ya…
Healing buat ibu rumah tangga yg aman sala satunya melalui journaling ini. Saya pun melakukan itu
Btw journaling juga tetap bisa dilakukan walaupun kondisi negara sedang kacau seperti minggu-minggu lalu itu ..
Dengan journaling moga semangat kita tetap terjaga ya