Categories: Kompetisi

6 Cara Membaca Cerita ke Anak Dengan Aplikasi Let’s Read

Nggak terasa, sudah berjalan 3 tahun saya membacakan buku cerita ke anak saya. Kebiasaan ini telah dimulai sejak ia berumur 1 tahun. Awalnya kaku, sekarang jadi masuk kegiatan wajib sehari-hari.

Kalau dilihat kilas baliknya, saya bersyukur sudah memperkenalkannya pada buku. Karena keberadaan buku terbukti membawa banyak hal positif buat perkembangan anak. Jangan dulu berpikir mengenalkan buku bisa nanti saat lebih besar, mengenalkan anak ke bacaan itu perlu dan ada keuntungannya juga untuk orangtua.

Alasan Membacakan Buku Cerita ke Anak

Mungkin ada yang masih bertanya-tanya, kenapa harus membacakan buku ke anak? ‘Kan masih bayi’, ada yang berkomentar demikian. Menurut saya buku adalah pilihan yang jauh lebih baik daripada dikenalkan ke layar atau gadget.

Nggak cuma menambah bonding atau ikatan batin antara orangtua dan anak, membaca jadi tempat mengenalkan nilai-nilai positif dalam hidup. Tentu ceritanya disesuaikan dengan usia anak. Anak juga jadi belajar kosakata baru.

Nggak hanya berpengaruh ke anak, Orangtuapun mendapat efek rileks membacakan cerita. Kalau saya sendiri merasakan efek positifnya. Membacakan buku jadi pengalihan perhatian anak yang positif. Misalnya anak nggak mau diajak tidur, saya ajak dia membaca buku di tempat tidur. Maka mengajaknya tidur setelah membaca jadi lebih mudah.

Tantangan Membacakan Cerita

Jujur, pasti ada yang merasa kegiatan membaca buku itu membosankan. Saya salah satunya, tapi dulu. Dulu saya berpikir membacakan buku itu bisa jadi kegiatan yang begitu-begitu saja. Ternyata, bukan kegiatannya yang membosankan. Tapi pola pikir si penggiat baca. Pada awalnya saya kaku dalam membacakan cerita ke anak, tapi setelah beberapa kali saya jadi ikut hanyut dan mendalami cerita. Sepertinya secara otomatis, hal ini tertular ke anak saya.

Walau anak saya telah tumbuh minat bacanya, bukan berarti selama 3 tahun momen membacakan buku selalu mulus. Ada saja hal-hal yang mungkin membuat kegiatan ini terganggu keseruannya. Misalnya, rasa jenuh dan bosan, juga kondisi fisik letih dari orangtua, dapat membuat kegiatan membaca jadi menjemukan. Kalau dibiarkan terus-menerus, bukan nggak mungkin anak jadi lupa dengan budaya membaca dan minatnya. Walaupun ada tantangannya, kegiatan membaca dengan anak harus terus dipelihara. Nggak mau kan, anak jadi malas sama buku padahal awalnya suka?

Cara Membaca Cerita ke Anak Dengan Seru Bak Berpetualang

Nah, apa saja ya cara agar kegiatan membaca jadi seru dan menyenangkan? Bahkan bagai berpetualang dengan anak bermodal cerita saja? Ini ada beberapa poin yang saya rangkum dari pengalaman sendiri maupun mendapatkan inspirasi:

1. Niat Membacakan Yang Tulus

Terkesan sepele, tapi dari niat saja bisa membuat perbedaan. Misalnya, beberapa waktu lalu saya mengajak anak untuk tidur. Namun dia tidak mau karena masih mau main mobil-mobilan. Tapi dia selalu mau diajak membaca cerita terlebih dahulu. Walau saya sebenarnya tidak bersemangat membacakan cerita padanya karena sedang letih, saya usulkan kegiatan itu.

Saat membacakan cerita kedua (biasanya saya bacakan tiga cerita), anak saya malah nggak fokus. Dia malah guling-guling di tempat tidur dan menjahili saya ketika saya bacakan.

Baca Juga: Cerita Menumbuhkan Minat Baca Si Kecil Hingga Menemukan ‘Let’s Read’

Hal ini tentu menguji kesabaran saya. Namun setelah mengkomunikasikan dengan pasangan, saya sadar niat saya membacakan kurang tulus dan anak saya merasakan itu. Akhirnya kegiatan membaca jadi setengah-setengah dan tujuan awal membacakan buku jadi tak tercapai. Semoga para orangtua yang membaca tulisan ini bisa belajar dari kejadian saya ini, ya.

2. Biarkan Anak Yang Memilih Cerita

Dari referensi yang pernah saya lihat di internet, dalam kegiatan membacakan cerita orangtua harus membiarkan anak mengeksplor cerita sesuai pacing atau kemauan anak sendiri. Dalam artian, biarkan anak fokus ke hal yang dia mau di cerita dan bukan didiktekan atau dipaksakan orangtua. Termasuk dalam memilih cerita atau buku yang mau dibacakan, saya selalu membiarkan anak memilih. Kecuali saat dia tidak bisa memutuskan sendiri cerita yang dia mau.

3. Mengubah Suara Sesuai Karakter Tokoh Cerita

undefinedundefined

4. Membuat improvisasi: Menambahkan Suara, Ekspresi atau Kata-kata

Seringnya di buku cerita balita, ceritanya masih tergolong pendek-pendek. Maklum karena disesuaikan dengan perkembangan otak balita. Biar nggak sepi dialog, saya suka menambahkan kata-kata atau ekspresi sesuai cerita.

Misalnya, dalam buku ada gambar anak baru sampai ke sekolah dengan sepeda. Saya tambahkan saja ucapan, “Aku baru sampai! Assalamu’alaikum!” Lalu saya tambahkan suara sepeda, “Kring! Kring!” Ternyata si kecil malah senang dengan tambahan-tambahan seperti ini. Dibutuhkan kreativitas orangtua dan kegiatan membaca jadi nggak menjemukan.

5. Menjelaskan Bentuk Asli Dari Tokoh Atau Elemen Cerita

Anak saya sejak usia 3 hingga 4 tahun ini sangat senang bertanya. Ia sangat sering menanyakan apa saja yang ia belum tahu dari elemen cerita yang dibacakan. Seringnya jika berhubungan dengan binatang, saya ambil jeda bacakan cerita dan menunjukkan pada anak wujud asli si binatang dengan meng-googling di halaman web sebentar. Hal ini membantu anak makin mengerti cerita dan makin bisa mendalami cerita

6. Menambahkan Properti atau Kostum Sesuai Cerita

Jujur saya belum pernah coba poin ini, namun saya terinspirasi dari job yang hampir saya ambil. Di contoh foto terlihat seorang ibu memakai masker sambil membacakan buku ke anak.

undefinedundefinedundefinedundefinedundefinedundefined

  • Gratis dan bisa dibaca siapa saja. Mudah diakses siapa saja dan dapat diunduh
  • Bacaan beragam dan terdapat berbagai tingkatan bacaan untuk anak. Isi cerita bisa sederhana atau kompleks, tentang binatang, manusia hingga fantasi. Pesan-pesannya pun mendidik dan nggak melulu tentang situasi ideal, tapi realita masa kini dan bagaimana menghadapinya, lalu dikemas dengan ringan.
  • Tersedia banyak opsi bahasa dan pengaturan besar/kecil teks. Ada banyak sekali pilihan bahasa untuk digunakan, termasuk bahasa daerah Indonesia. Tidak ada alasan untuk tidak bisa mengerti cerita bacaannya. Selain itu ada juga pengaturan besar-kecilnya teks, sehingga lebih nyaman untuk baca/membacakan ke anak.
  • Ilustrasi Cantik dan Unik: Saya suka dengan kebanyakan ilustrasi cerita di Let’s Read, khususnya yang terlihat dilukis tangan atau lucu dan khas. Karena saya juga ada pendidikan background desain, biasanya standar saya agak tinggi menilai ilustrasi, hihihi.
  • Bisa Dibaca Kapan Saja, Dimana Saja: Karena dia diakses lewat internet, maka bacaan bisa dibacakan dimana saja kapan saja selama membawa ponsel / gadget dan ada koneksi internet. Jika tidak ada koneksi internet pun, bisa diantisipasi dengan mengunduh ceritanya terlebih dahulu.
  • Cerita Selalu Bertambah. Koleksi cerita selalu ditambahkan secara berkala dan dari segi cerita tidak kalah menarik. Jadi anak nggak gampang bosan dibacakan karena selalu ada yang baru.

undefinedundefinedundefined

Nah, bagaimana? Sudah belum kita menumbuhkan minat baca ke anak? Yuk, mulai hari ini dan praktekkan tips-tips diatas, sehingga kegiatan membaca jadi menyenangkan. Jika dirasa artikel ini bermanfaat, silahkan di-share ya. Terima kasih sudah membaca.

Sunglow Mama

Seorang Ibu Rumah Tangga yang suka blogging dan berbagi tentang sisi kreatifnya. E-mail saya ke missdeenar@gmail.com untuk kerjasama

View Comments

  • Anak saya kl udah baca Let's Read gak bs sebentar Mba... pasti terus nambah lg baca cerita yg lain2, katanya gambarnya menarik n warna-warni ya

  • Aplikasi ini kereeeenn pake banget ya
    Karena memang bisa menunjang anak2 untuk semakin cinta baca.
    Bahkan bisa menekuni dunia lietrasi

    • Suka dengan aplikasi ini, Let's Read bisa menjadi alternatif kalau hard book sudah di baca semua. Saya juga terbiasa membacakan buku cerita ke anak mbak
      Aktivitas yang selalu di nanti menjelang tidur.

  • Mendongeng itu mengasyikkan banget. Saya setuju banget bahwa membacakan cerita atau mendongeng dari anak masih bayi itu sangat bagus. Siapa bilang anak enggak paham. Saya adalah contoh anak yang pernah bertumbuh di tengah keluarga yang suka mendongeng. Akhirnya sejak kecil saya suka buku. Dari suka buku jadi suka menulis. Enaknya zaman sekarang ya ada aplikasi yang memudahkan seperti Let's Read.

  • Makasih ulasannya ya Mba, saya langsung download buat SI Kakak, bagus banget isinya, gambar2nya juga, seneng banget nemu aplikasi ini ☺️

  • Anak saya kalau mau dibacakan buku malah dia ngeyel mau baca buku sendiri katanya trus dia pura-pura baca Bukunya dengan cerita versi dia sendiri. Heu

  • Ini aplikasi favorit keluarga kami mbak...
    Lets read stok bukunya banyak dan menarik semua
    G akan kehabisan bahan bacaan di rumah

  • Mbak Andin, aku dan anak sulungku juga terkadang memabca buku lewat aplikasi ini sbg alterntif kalau mau dongen sblm tidur. seru ya..gratis lagi

  • Iyaaa mba, aku juga mulai membacakan buku ke anak sejak umur 1 tahunan, tapi itu belum rutin. Mulai rutin bacain tiap hari ketika adiknya udah lahir, sekitar 2 tahunan... Jadi sekalian bacain buat mereka berdua. Alhamdulillah tumbuh kembang adiknya jadi melesat... Cepet bisa ngomong juga ya mba... Semangat kita menumbuhkan minat baca anak-anak sejak dini

  • Aplikasi Let's read memang cocok untuk membacakan cerita ke anak ya kak. Apalagi disana sesuai dengan level anak bacaan yang tersedia. Btw, gimana ya kak tipsnya ketika bacaain cerita pakai ponsel, anak tidak merebutnya dan mau memainkannya?

  • Aku suka banget kisah kisah di let's read. Menarik dan sederhana ..ilustrasinya juga cantik jadi anak ikutan cerita lihat gambarnya

Recent Posts

Digital Product Week: Etsy, Cerita Kuliner dan Sharing Pengalaman Jual Journaling Kit

Dari belajar Etsy, launching ebook Cerita Kuliner sampai sharing pengalaman di WAG Belajar Produk Digital,…

4 days ago

Desain Template dengan Canva VS Artificial Intelligence

Canva dan Artificial Intelligence (AI) kini jadi dua pilihan utama untuk membuat desain template. Mana…

1 month ago

Launching Mentari journal, Sunrise Journal & Sunglow Creative Space

Update mengenai redesign jurnal refleksi Ibu, Mentari Journal dan versi Bahasa Inggrisnya, Sunrise Journal. Ini…

1 month ago

Produk Digital untuk Ibu Rumah Tangga: Apa Saja Kelebihan & Kekurangannya?

Produk digital kini jadi peluang menarik bagi ibu rumah tangga yang ingin berkarya sekaligus mendapat…

2 months ago

Momen Diam, Bentuk Me-Time Ibu Sibuk

Momen diam sering dianggap tidak produktif, padahal bisa menjadi ruang me-time ibu sibuk. Di saat…

2 months ago

Plus Minus dan Tantangan Jadi Mom Blogger

Menjadi mom blogger bukan sekadar menulis—ada suka dukanya. Kamu harus pintar atur waktu, ide, dan…

2 months ago

This website uses cookies.