Tidak terasa, sudah berjalan 3 tahun saya membacakan buku cerita ke anak saya. Kebiasaan ini telah dimulai sejak ia berumur 1 tahun. Awalnya terasa kaku memulai membacakan cerita ke anak, sekarang membaca jadi termasuk kegiatan wajib sehari-hari.
Kalau dilihat kilas baliknya, saya bersyukur sudah memperkenalkannya pada buku. Karena keberadaan buku terbukti membawa banyak hal positif buat perkembangan anak. Jangan dulu berpikir mengenalkan buku bisa nanti saat lebih besar, mengenalkan anak ke bacaan itu perlu dan ada keuntungannya juga untuk orangtua.
Alasan Membacakan Buku Cerita ke Anak
Mungkin ada yang masih bertanya-tanya, kenapa harus membacakan buku ke anak? ‘Kan masih bayi‘, ada yang berkomentar demikian. Menurut saya buku adalah pilihan yang jauh lebih baik daripada dikenalkan ke layar atau gadget.
Tidak hanya menambah bonding atau ikatan batin antara orangtua dan anak, membaca jadi tempat mengenalkan nilai-nilai positif dalam hidup. Tentu ceritanya disesuaikan dengan usia anak. Anak juga jadi belajar kosakata baru.
Pengaruhnya tidak hanya ke anak, orangtuapun mendapat efek rileks membacakan cerita. Jujur, saya sendiri merasakan efeknya. Membacakan buku jadi pengalihan perhatian anak yang positif. Misalnya anak tidak mau diajak tidur, saya ajak dia membaca buku di tempat tidur. Maka mengajaknya tidur setelah membaca jadi lebih mudah.
Tantangan Membacakan Cerita
Silahkan jawab ini dengan jujur, ada yang merasa kegiatan membaca buku itu membosankan? Dulu saya salah satunya. Saya sempat berpikir membacakan buku itu bisa jadi kegiatan yang begitu-begitu saja. Ternyata, bukan kegiatannya yang membosankan. Tapi pola pikir si penggiat baca. Pada awalnya saya kaku dalam membacakan cerita ke anak, tapi setelah beberapa kali saya jadi ikut hanyut dan mendalami cerita. Sepertinya secara otomatis, hal ini tertular ke anak saya.
Walau anak saya telah tumbuh minat bacanya, bukan berarti selama 3 tahun momen membacakan buku selalu mulus. Ada saja hal-hal yang mungkin membuat kegiatan ini terganggu keseruannya. Misalnya, rasa jenuh dan bosan, juga kondisi fisik letih dari orangtua, dapat membuat kegiatan membaca jadi menjemukan. Kalau dibiarkan terus-menerus, bukan tak mungkin anak jadi lupa dengan budaya membaca dan minatnya. Walaupun ada tantangannya, kegiatan membaca dengan anak harus terus dipelihara. Sia-sia rasanya ketika anak pada awalnya sudah suka membaca, namun terlupakan karena tidak dijaga budaya membacanya.
Cara Membaca Cerita ke Anak Dengan Seru Bak Berpetualang
Nah, apa saja ya cara agar kegiatan membaca jadi seru dan menyenangkan? Bahkan bagai berpetualang dengan anak bermodal cerita saja? Ini ada beberapa poin yang saya rangkum dari pengalaman sendiri maupun mendapatkan inspirasi:
1. Niat Membacakan Yang Tulus
Terkesan sepele, tapi dari niat saja bisa membuat perbedaan. Misalnya, beberapa waktu lalu saya mengajak anak untuk tidur. Namun dia tidak mau karena masih mau main mobil-mobilan. Tapi dia selalu mau diajak membaca cerita terlebih dahulu. Walau saya sebenarnya tidak bersemangat membacakan cerita padanya karena sedang letih, saya usulkan kegiatan itu.
Saat membacakan cerita kedua (biasanya saya bacakan tiga cerita), anak saya malah tidak fokus. Dia malah guling-guling di tempat tidur dan menjahili saya ketika saya bacakan.
Baca Juga: Cerita Menumbuhkan Minat Baca Si Kecil Hingga Menemukan ‘Let’s Read’
Hal ini tentu menguji kesabaran saya. Namun setelah mengkomunikasikan dengan pasangan, saya sadar niat saya membacakan kurang tulus dan anak saya merasakan itu. Akhirnya kegiatan membaca jadi setengah-setengah dan tujuan awal membacakan buku jadi tak tercapai. Semoga para orangtua yang membaca tulisan ini bisa belajar dari kejadian saya ini, ya.
2. Biarkan Anak Yang Memilih Cerita
Dari referensi yang pernah saya lihat di internet, dalam kegiatan membacakan cerita orangtua harus membiarkan anak mengeksplor cerita sesuai pacing atau ritme anak sendiri. Artinya, biarkan anak fokus ke hal yang dia mau di cerita. Bukan didiktekan atau dipaksakan orangtua. Termasuk dalam memilih cerita atau buku yang mau dibacakan, saya selalu membiarkan anak memilih. Kecuali saat dia tidak bisa memutuskan sendiri cerita yang dia mau, baru saya ambil alih.
3. Mengubah Suara Sesuai Karakter Tokoh Cerita
Anak saya kalau sedang suka sebuah cerita akan selalu minta dibacakan berulang-ulang. Ini bisa berhari-hari, bisa saat jelang tidur siang dan malam. Kalau ditanya apa saya jenuh, tentu saja.
Untuk mengatasi kejenuhan, saya mendapat ide untuk mengubah suara saya ketika membacakan cerita, sehingga suara saya jadi lucu didengar anak. Atau suara menyesuaikan dengan karakter tokohnya. Jika seram, saya ubah suara saya jadi seram. Jika lucu, saya ubah suara jadi lucu. Hal ini menambah seru kegiatan membaca. Ditambah lagi, anak jadi terhibur dan tertawa.
4. Membuat improvisasi: Menambahkan Suara, Ekspresi atau Kata-kata
Seringnya di buku cerita balita, ceritanya masih tergolong pendek-pendek. Saya maklum karena disesuaikan dengan perkembangan otak balita. Biar tak sepi dialog, saya suka menambahkan kata-kata atau ekspresi sesuai cerita.
Misalnya, dalam buku ada gambar anak baru sampai ke sekolah dengan sepeda. Saya tambahkan saja ucapan, “Aku baru sampai! Assalamu’alaikum!” Lalu saya tambahkan suara sepeda, “Kring! Kring!” Ternyata si kecil malah senang dengan tambahan-tambahan seperti ini. Dibutuhkan kreativitas orangtua dan kegiatan membaca jadi nggak menjemukan.
5. Menjawab Pertanyaan Anak Tentang Hal Yang Berkaitan Dengan Isi Cerita
Anak saya sejak usia 3 hingga 4 tahun ini sangat senang bertanya. Ia sangat sering menanyakan apa saja yang ia belum tahu dari elemen cerita yang dibacakan. Seringnya jika berhubungan dengan binatang, saya ambil jeda dari membacakan cerita. Lalu menunjukkan pada anak wujud asli si binatang dengan mencari gambarnya di halaman web. Hal ini membantu anak makin mengerti cerita dan makin bisa mendalami cerita.
6. Menambahkan Properti atau Kostum Sesuai Cerita
Sejujurnya saya belum pernah coba poin ini, namun saya terinspirasi dari pekerjaan yang hampir saya ambil. Saya pernah melihat foto terlihat seorang ibu memakai masker sambil membacakan buku ke anak. Masker yang dipakai ibu ini menarik dan saya jadi terpikir menambahkan properti jika membacakan cerita,
Tentunya hal ini akan membuat acara membaca semakin seru. Apakah itu masker, kostum, selimut bisa saja jadi properti. Nanti kegiatan membaca bisa jadi mini-drama atau sandiwara. Karena saya dulu waktu masih sekolah menengah dasar juga pernah ambil ekskul drama, jadi tak terlalu sulit menirukan karakter.
Tapi walaupun orangtua nggak punya pengalaman ini, landaskan niat yang baik menumbuhkan minat baca ke anak, insya Allah kegiatan membaca tetap menyenangkan.
Membaca Seru Bak Berpetualang Dengan Aplikasi Let’s Read
Agar mudah menerapkan cara-cara ini, ibu bisa menggunakan aplikasi . Selama beberapa bulan terakhir saya hampir tiap hari membacakan cerita dari aplikasi , yang merupakan perpustakaan digital cerita anak. Semua bacaan dari usia bayi hingga sekolah dasar tersedia, dengan 13 bahasa dan ukuran teks yang bisa dipilih. Menurut saya, Let’s Read pilihan yang sangat tepat untuk tumbuhkan minat baca anak.
Ini dia keunggulan Let’s Read:
- Gratis dan bisa dibaca siapa saja. Mudah diakses dari ponsel, gadget dan komputer dengan koneksi internet. Tiap ceritanya dapat diunduh.
- Bacaan variatif dan edukatif. Isi cerita bisa sederhana atau kompleks, tentang binatang, manusia hingga fantasi. Pesan-pesannya pun mendidik dan tidak selalu dalam keadaan ideal, sehingga terasa dekat dalam kehidupan sehari-hari
- Tersedia banyak opsi bahasa, level bacaan dan pengaturan besar/kecil teks. Ada banyak sekali pilihan bahasa untuk digunakan, termasuk bahasa daerah Indonesia. Tidak ada alasan untuk tidak bisa mengerti cerita bacaannya. Selain itu ada juga pengaturan besar-kecilnya teks, sehingga lebih nyaman untuk baca/membacakan ke anak. Level bacaan pun dapat disesuaikan dengan umur dan perkembangan si kecil.
- Ilustrasi Cantik dan Unik: Saya suka dengan ilustrasi-ilustrasi cerita di Let’s Read, khususnya yang terlihat dilukis tangan.
- Cerita Selalu Bertambah. Koleksi cerita selalu ditambahkan secara berkala dan dari segi cerita tidak kalah menarik. Jadi anak nggak gampang bosan dibacakan karena selalu ada yang baru.
Cara Mengunduh Aplikasi Let’s Read
Untuk mengunduh aplikasi Let’s Read, tinggal mengakses dari . Selain meng-installnya di gadget atau handphone, kita bisa mengaksesnya ke halaman web . Kita juga bisa mengikuti Let’s Read di halaman media sosialnya, Facebook, Twitter dan Instagram.
*****
Nah, bagaimana? Sudah belum kita menumbuhkan minat baca ke anak? Yuk, mulai hari ini dan praktekkan tips-tips diatas, sehingga kegiatan membaca jadi menyenangkan. Jika dirasa artikel ini bermanfaat, silahkan di-share ya. Terima kasih sudah membaca.
Anak saya kl udah baca Let’s Read gak bs sebentar Mba… pasti terus nambah lg baca cerita yg lain2, katanya gambarnya menarik n warna-warni ya
Alhamdulillah ya mba, seru-seru ceritanya
Aplikasi ini kereeeenn pake banget ya
Karena memang bisa menunjang anak2 untuk semakin cinta baca.
Bahkan bisa menekuni dunia lietrasi
Suka dengan aplikasi ini, Let’s Read bisa menjadi alternatif kalau hard book sudah di baca semua. Saya juga terbiasa membacakan buku cerita ke anak mbak
Aktivitas yang selalu di nanti menjelang tidur.
betul mba
Mendongeng itu mengasyikkan banget. Saya setuju banget bahwa membacakan cerita atau mendongeng dari anak masih bayi itu sangat bagus. Siapa bilang anak enggak paham. Saya adalah contoh anak yang pernah bertumbuh di tengah keluarga yang suka mendongeng. Akhirnya sejak kecil saya suka buku. Dari suka buku jadi suka menulis. Enaknya zaman sekarang ya ada aplikasi yang memudahkan seperti Let’s Read.
wow, bagus banget ya ada kultur membaca di rumah sejak kecil
Makasih ulasannya ya Mba, saya langsung download buat SI Kakak, bagus banget isinya, gambar2nya juga, seneng banget nemu aplikasi ini ☺️
sama-sama mbak
Anak saya kalau mau dibacakan buku malah dia ngeyel mau baca buku sendiri katanya trus dia pura-pura baca Bukunya dengan cerita versi dia sendiri. Heu
hehe, kreatif dong ya. yang penting senang baca
Ini aplikasi favorit keluarga kami mbak…
Lets read stok bukunya banyak dan menarik semua
G akan kehabisan bahan bacaan di rumah
wah, iya karena dia suka ada cerita-cerita baru
Mbak Andin, aku dan anak sulungku juga terkadang memabca buku lewat aplikasi ini sbg alterntif kalau mau dongen sblm tidur. seru ya..gratis lagi
samaan kita mba. betuul, terbantu banget dengan aplikasi ini
Iyaaa mba, aku juga mulai membacakan buku ke anak sejak umur 1 tahunan, tapi itu belum rutin. Mulai rutin bacain tiap hari ketika adiknya udah lahir, sekitar 2 tahunan… Jadi sekalian bacain buat mereka berdua. Alhamdulillah tumbuh kembang adiknya jadi melesat… Cepet bisa ngomong juga ya mba… Semangat kita menumbuhkan minat baca anak-anak sejak dini
Aplikasi Let’s read memang cocok untuk membacakan cerita ke anak ya kak. Apalagi disana sesuai dengan level anak bacaan yang tersedia. Btw, gimana ya kak tipsnya ketika bacaain cerita pakai ponsel, anak tidak merebutnya dan mau memainkannya?
Aku suka banget kisah kisah di let’s read. Menarik dan sederhana ..ilustrasinya juga cantik jadi anak ikutan cerita lihat gambarnya