photo by Unsplash
Alas foto mungkin bukan ‘hero‘ dalam food photography, tapi kehadirannya tidak bisa dikesampingkan. Salah pilih alas foto bisa buat keseluruhan konsep tidak sesuai dan tidak berimbang.
Diantara banyak jenis alas foto, ada yang berupa alas foto lipat, alas foto kain juga berupa gulungan kertas. Motifnya beragam. Ada yang polos seperti alas foto putih dan bermotif dasar seperti kayu.
Saya sering melihat sebuah foto terlihat meriah dan penuh properti, tapi jadi bingung yang mana fokusnya. Sering juga melihat foto yang meskipun cuma putih atau polos, tapi tidak terasa ‘minim’ estetika alias cuantiiik dipandang.
Dari salah satu sharing di sosmed yang diisi Astrid Febrina, fotografer makanan, alas foto adalah investasi awal untuk melakukan mengumpulkan properti food photography. Dengan kata lain, sebelum berburu properti foto macam-macam, lebih baik mengumpulkan alas foto terlebih dahulu.
Jujur sih, saya selama ini masih praktek food photography menggunakan handphone. Namun menurut saya, kualitas handphone kini sudah canggih sehingga bisa dimaksimalkan.
Tapi bagaimana caranya memilih alas foto yang sesuai? Semoga tips dari saya yang masih amatir ini bisa membantu:
Menentukan konsep foto memungkinkan kita memilih jenis dan warna alas foto yang cocok digunakan. Dengan demikian pelaksanaan pemotretan lebih matang dalam pelaksanaannya sehingga hasil karya sesuai dengan yang diharapkan. Konsep disini termasuk menentukan palet warna juga.
Misalnya ingin membuat foto dengan konsep dark mood photography, biasanya alas foto akan berwarna gelap seperti hitam. Atau ingin konsepnya minimalis, alas foto berupa alas foto polos digunakan.
Alas foto ada beragam rupa dan bahan, tapi yang menentukan pemakaiannya adalah fotografernya atau si pengonsep. Penting untuk tetap membuat makanan sebagai fokus utama, tidak kalah menonjol dari elemen lain.
Alas foto sejatinya sebagai pendukung agar foto makanan makin terlihat menggugah dan membuat orang berselera untuk menyantapnya. Tapi dia bukanlah main centre of the picture.
Diantara alas foto yang sering digunakan karena ‘aman’ adalah alas foto kayu karena biasanya berwarna netral dan tidak lebih menonjol dari makanan. Alas foto estetik bisa berpotensi mengalahkan perhatian si makanan kalau tidak jeli.
Sebaiknya sadar akan besarnya porsi dan dimensi piring, serta properti sehingga jika semuanya ada dalam 1 frame, mereka berada di alas foto yang cukup luas sehingga mencakup semua. Atau paling tidak dapat diakali agar alas foto tidak terlihat ujungnya/nanggung.
Sebenarnya ujung/pinggiran alas foto yang terlihat bisa di-crop atau potong di bagian editing foto, tapi akan lebih baik/efisien waktu jika dari hasil foto asli sudah oke dari hasil jepretannya.
Ini semua juga tergantung dari framing foto yang dipakai. Dengan alas foto yang tidak terlalu besar bisa terbantu dengan framing yang sesuai. Paling aman memang memakai alas foto yang super lebar.
Alas foto berbahan kain jika digunakan beresiko kusut atau tidak mulus ditangkap kamera. Namun jika memang konsepnya dimaksudkan kusut, beda. Jika terpaksa, alas foto kain dapat ‘diluruskan’ melalui editing foto jika tidak terlalu banyak. Bisa saja alas kain itu kusut, tapi dalam serat dan penampakan yang halus. Karena jika berlebihan kusut, dapat membuat foto terlihat tidak harmonis.
Kadang kala dalam food photography kain bergaya berantakan digunakan sebagai alas piring, tapi bukan sebagai alas foto keseluruhan. Tujuannya untuk menambah estetika dan efek natural.
Begitulah beberapa tips dari saya tentang memilih alas foto untuk food photography. Mungkin tips ini agak bisa disamakan untuk memilih alas foto produk, tapi memang semua balik lagi ke konsep dan brand. Kalau iseng, kamu bisa baca juga foto-foto produk favorit saya ini 🙂
Adakah yang punya pendapat atau tambahan mengenai tips-tips ini? Komen ya di kolom komentar 🙂
Tulisan ini juga disertakan untuk ikutan Nulis Kompakan Mamah Gajah Ngeblog Februari 2022.
Dari belajar Etsy, launching ebook Cerita Kuliner sampai sharing pengalaman di WAG Belajar Produk Digital,…
Canva dan Artificial Intelligence (AI) kini jadi dua pilihan utama untuk membuat desain template. Mana…
Update mengenai redesign jurnal refleksi Ibu, Mentari Journal dan versi Bahasa Inggrisnya, Sunrise Journal. Ini…
Produk digital kini jadi peluang menarik bagi ibu rumah tangga yang ingin berkarya sekaligus mendapat…
Momen diam sering dianggap tidak produktif, padahal bisa menjadi ruang me-time ibu sibuk. Di saat…
Menjadi mom blogger bukan sekadar menulis—ada suka dukanya. Kamu harus pintar atur waktu, ide, dan…
This website uses cookies.
View Comments
Teh Andinaa, suka bangett dengan artikel2 teh andina yg ttg fotografi2 inii.. aku klik link artikel teteh yg lain jugaa hehee.. jd nambah ilmu byk ❤️ plus jadi pengen chekcout alas foto lipat di shopee wkwkwk :p
Alhamdulillah. Sama aku sampai sekarang pengen belanja alas foto kalau lihat2 e-commerce teh
Food photogaphy memang menyenangkan ya Teh,,,
Sukak semua prosesnya mulai dari masak dan tentu saja makannya
kalau resepnya suka, otomatis suka. fotonya suka sekali juga. sudah tentu makannya juga suka hihi
Bener semua nih tipsnya teh! Aku suka masak tapi malas bgt foto karena ya itu.. lama motonya tapi emang jadinya asyik ya koleksi piring2 cantik buat difoto asal jangan jadi pencuri perhatian juga.
iya teh sebenarnya kalau lagi motonya suka ribet sendiri. tapi kalau hasilnya bagus, senangnya pake banget
Andina, bisikin dong beli alas foto yang bagus dimana ? aku punya 2 beli dari 2015 trus ga ganti-ganti hehe.. Jadi penasaran pengen foto makanan lagi abis baca ini.
aku beli di toko hijau aja kok teh hehe. saat ini belum ada toko langganan
Sama nih, aku juga pernah liat foto iklan makanan yang cakep tapi aksesorisnya lebih menonjol dari makanannya. Malah sampai aku pikir makanannya cuma properti doang. Itu alas kayunya cakep deh. Properti di rumah atau box sih?
alas kayunya printing teh, alas foto lipat. untuk foto biskuit ini aku foto di rumah aja kok, tidak pakai box
lightingnya gimana teh? aku suka lihat foto-foto makanan yang ada di pinterest. Semua yang menarik itu gak selalu menmapilkan keseluruhan bentuk dari makanannya. tapi banyak yang hanya menampakkan setengah bahkan sedikit dari bentukan makanannya saja. apa emng berpengaruh ya teh? soalnya kan klo aku nih kalau objeknya gak kelihatan menyeluruh kok ada yang kurang gitu ya teh
Wahh ternyata penting banget yaa memperhatikan alas makanan, foto-foto nya jadi keren2 semoga bisa mengaplikasikan, biasa asal jepret
Wuihh senangnya mendapat ilmu baru dari Mamah Andina. :) "Fotografi Makanan".
Selama ini saya jaraaang banget motoin makanan ehehe, bahkan di restoran atau cafe yang plating-nya cakep; kok ya gak kepikiran buat motoin. Ehehe.
Yang foto roti marie Andina di Instagram, wah baguuss euy. Sudah profesional ya keahlian Andina. Apalagi background-nya saja sudah mumpuni untuk men-design.
Nuhun pisan tipsnya ya Andina. :)
Untuk sekarang, saya seringnya motoin buku-buku, namun siapa tahu suatu saat tertarik untuk motoin makanan. :)
Wah.keren niy. Jadi inget.. pas saya jualan makanan homemade bbrp tahun lalu. ga kreatif banget ngasih alas fotonya . Kadang anak2 pun kalau lagi makan diluar pas motoin makanan..ya cekrek2 ajaa.. ga ada estetiknya.. Nuhun ya teh. Ilmunya bermanfaat
Wah dapat banyak ilmu baru disini makasii mak udah share..
Aku baru belajar motret nih, sering bingung kalau pilih alas & printilan pelengkap moto.