Situasi ‘Langka’ Kala Peluang Berkarya Tiba Dengan Sendirinya – Akhir-akhir ini saya sering menulis tentang bagaimana Ibu berkarya dan menciptakan waktu untuk bisa kreatif dan berkarya, dan lain sebagainya. Sebenarnya saya juga sekalian menyemangati diri sendiri karena waktu untuk berkarya itu terkadang memang sedang susah diupayakan.
Pernah suatu ketika saya menulis tentang saya itu senang banget beraktivitas yang berkesenian. Oh ya saya menulis ini di blog saya yang lumayan baru. Di situ sih saya bilang bahwa meskipun saya suka tapi saya jarang meluangkan waktu. Jauh lebih sering saya berkarya itu karena sambil menemani anak bermain dengan media lukis.
Namun akhir-akhir ini ada sebuah momen dimana saya kedapatan ada waktu di mana saya itu gampang bosan. Yaitu di saat di mana semua orang sedang sibuk sendiri dan saya terpaksa harus berdiam diri selama beberapa jam sekaligus. Nah, ini momen langka, lho.
Tak Sadar Peluang Berkarya Datang Sendirinya
Awalnya sih saya nggak betah ya dengan situasi begini (terpaksa berdiam diri, tidak bisa melakukan banyak hal) karena saya memikirkan berbagai hal yang seharusnya saya lakukan, to-do-list saya dan macam-macam. Namanya juga Ibu-ibu blogger sibuk dan banyak kegiatan, jadi ada aja deh yang harusnya dilakukan. Lalu ada di sikon dimana saya ‘harus nggak ngapa-ngapain‘, itu jadi aneh rasanya.
Tapi ternyata saya baru sadar bahwa keadaan dan situasi ini bisa menjadi peluang untuk saya bisa berkarya. Ada sih ibu-ibu yang sengaja meluangkan waktu demi bisa berkarya dan saya juga telah menuliskan soal ini. Karena kan seringnya situasinya ibu-ibu tuh kayak can’t catch a break sama sekali kecuali diciptakan sendiri. Dan biasanya situasi ini baru ada ketika pagi sekali ketika semua orang masih tidur atau ketika malam juga ketika semua orang juga sedang tidur.
Nah di sini saya baru ngeh kalau situasi ini peluang banget buat saya berkarya. Walau sih sebenarnya dalam prakteknya kadang saya nggak bisa konsen atau saya gunakan waktunya justru buat tidur dan hal-hal lain yang mungkin lebih urgent. Tapi saya cukup happy dengan hadirnya peluang ini. Saya bersyukur dan berterima kasih pada-Nya.
Situasi Ideal Berkarya
Akhirnya saya bisa dong meluangkan waktu buat berkarya. Memang nggak momen ‘berdiam diri’ ini bisa digunakan untuk berkarya karena pada dasarnya ada situasi ideal yang buat saya tuh bisa lancar berkreasi. Misalnya ya seperti ini:
1. Situasinya tenang dan hening
2. Pikiran sedang tenang
3. Sedang ada inspirasi atau ingin berekspresi
4. Cuaca dan atmosfer terasa adem
5. Sedang sendiri atau tidak ada yang sedang mengganggu
6. Ada media untuk berkarya
Mungkin ada aja sih orang-orang yang bisa aja ya berkarya walaupun di sini sedang tidak ideal, bahkan mungkin bisa berkarya saat traveling. Tapi khususnya buat saya yang ingin melukis itu atau menulis itu memang butuh ketenangan. Dalam artian tidak ada yang mengajak saya bicara. Tidak ada yang sedang memburu-buru saya dan tidak ada yang mengajak saya interaksi.
Mungkin saja terjadi ketika peluang berkarya itu ada dan situasinya sedang sangat ideal tapi dari kitanya yang sedang nggak mau atau sedang memilih hal lain yang kita pikir lebih seru. Misalnya seperti menonton drama Korea atau mungkin main games ya semacam itu. Mungkin nggak sih? Ya mungkin banget.
Memilih Melukis Kali Ini
Saya sendiri sih sekarang kalau ada waktu luang atau melakukan me-time berkarya itu jarang banget untuk memilih menggunakan media lukis. Karena mungkin saya suka ada utang-utang tulisan blog atau mesti update blog. Intinya saya harus menggunakan komputer gitu untuk mengerjakan job juga misalnya atau untuk hal-hal lain lah. Namanya juga rutinitas freelancer mom. Biasanya saya tidak serta-merta memilih waktu luang dengan berkarya seni rupa seperti ini, tapi saya selalu tergerak punya cat air di rumah. Mungkin karena melukis adalah bentuk ekspresi diri.
Makanya saya senang banget ketika akhirnya saya bisa mengambil kuas dan menggunakan cat air untuk melukis. Kalau dilihat sih mungkin karya saya nggak ada apa-apanya ya dan bahkan ya nggak penting gitu kayaknya bersyukur hingga menulis tulisan ini. Tapi bagi saya ini sebuah kemenangan kecil dan merupakan sebuah kelegaan gitu karena The Little artist in me akhirnya bisa bisa beraktivitas.
Kenapa saya menulis tiga cangkir ini karena tiga cangkir ini kepunyaan saya suami dan anak saya. Padahal kalau kalian tahu di balik gambar ini sebelumnya saya tuh sudah sketsa mungkin sekitar 2 sampai 3 kali.
Sketsa sebanyak itu sebenarnya nggak banyak sih tapi buat saya yang bisa sketsa saja sudah Alhamdulillah, kenapa saya sampai berkali-kali buat? Pertama karena masih jelek atau nggak bagus. Yang kedua dicoret-coret sama anak saya yang ngambek. Akhirnya saya menggambar lagi dengan lebih akurat karena saya benar-benar mengambil cangkir-cangkir itu dan ditata sebagai ‘model’ di depan saya. Alhamdulillah ya saya masih stay calm meskipun anak saya mencoret-coret sketsa saya. Karena pun saya belajar bahwa anak saya yang 6 tahun juga belum terampil dalam mengelola emosi, jadi buat apa balas marah-marah.
Mungkinkah ada kesempatan lain untuk bisa melukis? Saya sih percaya ada. Moga-moga akan ada lebih banyak waktu untuk melukis. Karena saya pun kadang ingin bisa jauh dari layar bukan cuma anak saja. Semoga saya juga berkarya lebih semangat di waktu berikutnya.
Penutup
Jadi apa sih maksud tulisan ini? Tulisan ini sebenarnya bagai wake up call bahwa kadang situasi berbalik arah dimana saya bisa mendapatkan kesempatan berekspresi melalui karya, setelah terbiasa sibuk. Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya, nggak mungkin kita selamanya sibuk.
Jangan-jangan Ibu-ibu tidak sadar momen ini seperti saya dan melewatkan waktu berkarya begitu saja? Kadang kala berkarya dengan menulis curhat di blog pun bisa dianggap berekspresi, walau harus hati-hati juga agar tidak mengumbar aib.
Terima kasih sudah membaca tulisan iseng ini. Seperti biasa, kalau ada komentar atau mau bertanya silahkan drop di kolom komentar 🙂
Aha sepakat, idealnya butuh ruang yang tenang dan kondusif kalau lagi mau berkarya. Sayangnya kadang kondisi di langan tak selamanya ideal. Untuk ngetik (ntah ngeblog atau bikin buku), aku hanya bisa lakuin di toko, sebab komputer adanya di toko dan kondisi si toko lumayan berisik sebab lokasi di pinggir jalan. Yang kemudian harus aku lakukan adalah beradaptasi. Lama-lama jadi kebiasa ngetik disela calon pembeli atau dengerin suara klakson membahana hwhw.
Aku juga lagi seneng nyeket lagi (mensketsa). Kalau lagi traveling asyiknya bisa sketch on the spot. Tapi yang ini aku masih belum bisa. Sebab risih kalo diliatin dan butuh suasana tenang. Jadinya, diakalin dengann ambil foto, bikin skecth dari foto, trus datang lagi ke lokasi yang sama buat foto sketch langsung di lokasinya hwhwhw.
Bener banget, Kak. Kalau berkarya hatinya kudu tenang dan idealnya dalam suasana hening. Misalnya pas malam atau pas anak2 sekolah. Tapi kalau pas hati gusar, karyanya pun gak karu2an (pengalamanku gitu soalnya).
Semoga semangat terus ya melukisnya.
Aku sedang dalam fase perpindahan kebiasaan. Dulu aku bisa berkarya di tengah-tengah suasana berisik. Sekarang keberisikan membuat kepalaku pusing. Aku baru bisa berkarya kalau aku lagi di situasi sepi.
Kadang-kadang pengen nangis kalau lagi dikejar deadline, karena aku ingin menyelesaikan karyaku, tapi situasi lagi berisik oleh anakku. Rasanya pengen nyewa sebuah kamar hotel sendirian supaya bisa berkarya, tapi ada rasa bersalah kalau anakku nggak diajak nginep di hotel juga.
melukis itu juga bisa melatih tangan biar nggak kaku tuh mbak… kan kita biasa ketak ketik di laptop ya so jari jari jadi luwes lagi kalo dipake melukis atau menggambar… btw anakku hobi menggambar dari kecil mbak.. dan setelah gede mereka malah berkarir di bidang desain grafis…
Lukisanmu bagus banget mbak.pemgen deh.bisa ngelukis cantik gitu. Btw dulu aku kalo mulis juga harus cari tempat yg enak dan tenang maunya ga ada gangguan..tapi lama2 krn kebutuhan atau dikejer DL bisa juga menyesuaikan. Bahkan disambi ngurusin rumah ngrusin bocah kadang juga ngajar online hahahah… manusia emang kelebihannya.bisa adaptasi ya apalagi emak2 kalo ga multitasking ya angel wes
Wah keren mbak lukisannya
Senang ya mbak kalau kita bisa berkarya sesuai dengan minat dan bakat kita
Apapun karya yang kita lakukan, pastikan menjalani semuanya dengan penuh cinta ya mbak
Agar kita juga bahagia saat berkarya
Aku jadi ingat idol keshayanganku kalau diminta untuk dokternya melakukan healing dengan cra melukis.
Dan media yang diakai tidak melulu harus di atas kertas bahkan canvas. Anak sekarang bisa melukis menggunakan tabletnya dan hasilnya sungguh amazing~
Cantik banget dengan free style yang mereka anut.
Kembali lagi bahwa peluang untuk berkarya dalam media papaun ini tidak boleh terlewat. Karena kita kerap kehilangan momen apalagi jika sedang hectic DL pekerjaan.
Sepakat pake banyak.
Waktu dapat paket alat melukis dari salah satu klien, ya ampun, super seneng dan antusias sekali.
Makin seru, anak-anak ya jadi ikutan berkreasi sendiri. Manalagi cat lukisnya bisa diaplikasikan ke baju kaos. Jadi pada ngelukis ala sablonan kaos gitu dah. Seruuu..