Panduan Mengedit Foto Traveling Yang Wajib Diketahui – Mungkin saya nggak banyak travel. Tapi bukan berarti nggak pernah. Salah satu yang buat saya bersemangat sepulang jalan-jalan adalah mengkurasi foto-foto yang layak dan mengeditnya. Maklum karena saya suka dengan fotografi.
Sebenarnya banyak orang suka jalan-jalan dan mereka banyak mengambil foto dokumentasi. Tapi untuk mengeditnya belum tentu sesuai atau bagus. Jadi lokasi mungkin bagus dan indah, tapi sayang banget yang motret dan upload kurang mempercantik fotonya! Padahal foto tersebut berpotensi jadi foto traveling keren.
Singkat kata, perjalanan travel memang dapat memperkaya pengetahuan dan pengalaman. Tapi memilih foto untuk dipajang di sosmed/blog/dicetak untuk kemudian diedit lagi sebenarnya juga butuh sedikit skill.
Kebutuhan foto travel cantik ini mungkin untuk pekerjaan seperti fotografer atau simply melakukan hobby seperti travel blogger. Atau untuk dokumentasi pribadi, semata-mata untuk posting ke sosmed.
Contohnya sebuah foto sebenarnya bisa bagus, tapi ternyata saat difoto cuaca sedang mendung sehingga hasil kurang maksimal. Atau ketika foto pemandangan sebenarnya bisa flawless, tapi tiba-tiba ada orang yang lewat di depan/ujung frame. Hmm, sayang banget ya kalau nggak foto tersebut bisa lebih sempurna. Bisa jadi ketika foto travel malam, ada objek yang tidak diinginkan. Macam-macam alasan untuk edit foto.
Anyway, selamatkan dirimu dari kemungkinan hasil foto yang kurang oke meskipun kamu berada di salah satu 7 wonders dunia. Mungkin sikon tidak oke waktu kamu foto, tapi sebenarnya di beberapa kondisi dapat diselamatkan dengan teknik editing foto.
Ada beberapa hal yang dapat membuat foto travelmu lebih baik:
Cropping
Ini terdengar sepele, tapi cukup cropping atau memotong fotomu bisa memberikan perubahan besar. Terkadang ketika kita foto, kita kurang zoom out atau proporsi fotonya terlalu lebar. Beberapa item di pinggir foto bisa mengganggu, seperti ujung baju/benda orang lain atau gedung yang bukan fokus fotonya.
Kini untuk melakukan crop foto sebenarnya mudah. Di tiap smartphone atau explorer di desktop komputer memiliki fitur crop sehingga kita dapat dengan mudah memotong foto. Yang patut diperhatikan adalah size dan kualitas foto setelah dipotong, semoga masih sebagus aslinya.
Contohnya seperti foto Jembatan Suramadu yang biasanya ada dalam pembahasan Wisata Madura di atas. Kita dapat mengatur proporsi foto sehingga area yang terlalu lebar diminimalisir.
Pencahayaan
Rasanya di setiap tips foto, pencahayaan selalu menjadi faktor penting. Sebaiknya kita selalu memotret objek yang bermandikan cahaya. Kalau kepepet banget baru pakai flash/lampu bantuan. Jika dirimu adalah fotografer pro yang suka foto dalam traveling, tentu saja mungkin bawa lampu lagi.
Tapi bahkan fotografer pro bisa saja mengalami kejadian dimana cahaya kurang untuk foto. Disini kita manfaatkanlah editing foto dengan menaikkan brightness/fitur terang dalam software/aplikasi foto.
Saturasi
Selain dari mencoba menaikkan brightness atau terang dalam foto, kita bisa mengatur saturasi. Saturasi atau saturation adalah elemen menonjol atau tidaknya warna dalam gambar.
Entah cuaca mendung atau terlalu terik, kita bisa atur saturasi foto sehingga warna dalam foto bisa lebih menonjol. Atau sebaliknya warna foto jadi tidak berlebihan mencuat.
Retouch benda/orang yang menganggu
Namanya juga tempat wisata, pasti sangat mungkin dipadati pengunjung dan ada elemen-elemen lain yang mungkin mengganggu. Kadang bikin gemas, foto yang bisa saja tanpa cela harus ada ‘jejak’ tidak diinginkan.
Ada fitur dalam aplikasi atau software foto untuk ‘melenyapkan’ hal tidak diinginkan ini. Setiap aplikasi atau software ada yang beda atau hampir mirip tools-nya.
Untuk aplikasi yang saya tahu, aplikasi Snapseed dan PicsArt memiliki fitur ini. Sementara untuk software tentu saja Adobe Photoshop. Kamu juga bisa menggunakan software retouch foto gratis seperti Photopea.
Preset/Palet Warna
Mengaplikasikan preset atau pilihan palet warna dalam rangkaian foto travel juga bisa dilakukan. Terutama kalau kita ingin mendapatkan kesan artistik.
Banyak influencer dan selebgram memiliki preset untuk foto-fotonya biar instagram feed terlihat lebih harmonis dan agar konten instagram terlihat lebih pol. Namun siapapun bisa mengedit foto memakai preset. Untuk memilih palet warna sesuaikan saja dengan tone yang diinginkan. Bahasan mengenai preset ini pernah juga saya bahas saat menjadi narasumber foto produk untuk blogger.
Watermark
Menambahkan watermark dalam foto sebenarnya opsional. Namun dengan maraknya pembajakan karya di dunia maya, jika kita tidak mau foto kita dicomot orang, setidaknya pasanglah watermark dalam foto. Menambahkan watermark memang membutuhkan sedikit usaha tapi kalau fotomu cantik berat, saya sarankan tambahkan saja.
Watermark adalah cap nama kita di dalam sebuah karya. Biasanya dalam foto, watermark disematkan agak tersembunyi namun pastikan mudah dibaca dan ada di posisi dimana orang yang berniat mencomot tidak mudah memotong atau mengeditnya.
Penutup
Begitulah sedikit tips agar foto jalan-jalanmu menjadi makin bagus. Kalau tidak mau repot edit foto, ketika jepret harus ambil yang sempurna. Tapi namanya manusia dan sikon kadang tidak bisa diduga.
Selain foto, ada juga cara lain berkreasi saat traveling lho. Terima kasih sudah membaca!
Tips penting nih.. Karena perjalanan tanpa foto2 rasanya kok gak lengkap ya. Dan kadang foto yang kita hasilkan ada aja penyebabnya yang bikin harus diedit-edit dulu
Edit foto2 yg akan dipajang di blog atau medsos, itu makan waktu bangettt memang. Tapi sebenernya juga nyenengin ya mba . Apalagi aku JD inget lagi momen2 pas liburan itu.
Buatku yg penting fotonya ga blur. Jadi gampang utk diedit ntr. Mau gelap sekalipun, asalkan ga blur, masih bisa diselamatkan dengan naikin brightness. Tapi kalo udh blur, udah susah mau dipercantik
Pernah ada selebtwit yang nyindir ke blogger-blogger yang kasih watermark di foto mereka di blog. Kurang lebih mereka bilang, “emang situ Pablo Picasso?”
Maksudnya, seiyes apa sih foto elu sampe diwatermarkin segala. Pablo Picasso aja nggak sebegitunya 😛 (walaupun belakangan aku cek Pablo Picasso pun ngasih signature sign di karya-karyanya). Aku agak sebel juga sama pendapat si selebtwit ini. Ya bener, bikin watermartk gak bikin pembajak mundur. Apalagi kalo watermark di sudut foto. Dikrop sedikit kelar.
Tapi aku setuju sama mbak Fanny, kegiatan memilah, edit dan kasih watermark di foto yang mau diampilkan di blog itu menyenangkan 🙂 Jadi ya sampai sekarang aku masih melakukannya (khusus di blog). Cuma untuk di sosmed sih nggak, karena kalau mau dibajak pun resolusinya kecil hehe.
memangedit itu perlu ya agar estettik saat ditaruh di blog kita
Hooh. Aku setuju. Editing foto traveling tuh nggak bisa sembarangan. Mau langsung post foto traveling juga rasanya kurang. Meski kita udah berusaha maksimal buat ambil fotonya sih. Tetap aja pinginnya edit-edit dulu. Hehehe
Satu lagi paling penting itu latihan terus supaya insting foto kita makin terasah. Kadang molly sih suka males edit. Pingin instan pakein filter aja. Padahal enak ngedit manual ya
Retouch orang atau benda yang tak diinginkan itu yang susah, Kak Kadang gambar nya malah rusyak jadinya. Aku kadang sengaja take beberapa kali sih biar dpt gambar yang dimau
Bermanfaat abis ini bocoran tipsnya.
Akan sangat berguna bagi kawan blogger berkonsep travelling.
Secara orang berwisata ya biasanya mencari pemandangan serba indah.
Kalau aku biasamya naikin saturasi, perbaiki exposure/brightness saat mengedit foto. Jadi, nggak banyak ngedit biar hasilny tetap cantik.
Aku watermark wajib banget sih, apalagi kalau untuk di blog atau posting di media sosial, suka banget nemuin beberapa foto yang aku foto atau buat dipake orang lain tanpa izin, mereka gaktau butuh perjuangan banget foto hal seperti itu, hadeh..
Paling suka sama fitur healing auto fill ala photoshop. Jadi kalau ada bagian atau sesuatu yang kurang pas, bisa langsung diperbaiki hehe
Aku baru sadar kalau banyak sekali foto travelingku yang tergeletak begitu saja di drive tanpa polesan apapun. Tapi kalau foto tersebut aku post di medsos atau blog tentu aku berikan sentuhan-sentuhan diatas. Btw, kalau mba sering menggunakan aplikasi apa saja untuk editing fpto?
minimal ilmu soal editing harus dipunyai ya kalau pengen foto-foto traveling kita cakep
permainan warna juga berpengaruh, bikin preset juga lebih baik
dulu aku ga terlalu memperhatikan komposisi warna, sekarang kayaknya lebih suka main warna